Quantcast
Channel: Logo Lambang Indonesia
Viewing all 337 articles
Browse latest View live

Logo dan Bendera Negeri Johor - Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia)

$
0
0
Logo Johor Darul Takzim
Johor Darul Takzim adalah sebuah negara bagian di Malaysia yang terletak di selatan Semenanjung Malaysia. negara bagian ini bersempadanan dengan negara bagian Malaka, Negeri Sembilan dan Pahang. negara bagian Johor juga dikelilingi oleh perairan seperti Laut Cina Selatan di timur, Selat Tebrau di selatan dan Selat Malaka di bagian barat.
Baca Juga :
Dengan luas sekitar 19.210 kilometer persegi (7.420 bt2), Johor merupakan negara bagian ke-5 terbesar di negeri Malaysia dan negara bagian ke-3 terbesar di Semenanjung Malaysia . Selain itu, negara bagian ini juga memiliki jumlah penduduk ke-2 terbesar setelah negara bagian Selangor dan negara bagian ke-7 terpadat di dalam negeri.
Ibu kota Johor adalah Johor Bahru yaitu sebuah kota di selatan negara bagian ini. Kota tersebut merupakan kota kedua terbesar di Malaysia setelah Kuala Lumpur. Selain itu, kota-kota utamanya adalah Batu Pahat, Muar dan juga Kluang. Nama resminya yaitu "Darul Takzim" berasal dari kata Arab yang berarti tempat perlindungan yang bermartabat.
Bendera Johor Darul Takzim
Kawasan Johor sudah dimulai pada tahun 800 sebagai suatu tempat singgah perdagangan yang penting. Selama abad ke-14, kawasan itu menjadi wilayah tanggungan Kekaisaran Majapahit sehingga pemerintahan Kesultanan Malaka (1400 - 1511) yang mana negara bagian Johor menjadi pula salah sebuah jajahan pemerintahannya. Pada tahun 1511, Malaka dikuasai oleh pihak Portugis dan Sultan Mahmud Shah, Sultan Malaka ketika itu, melarikan diri ke Pahang dan kemudian ke Johor di mana ia mendirikan Kesultanan Johor.
Kesultanan Johor pada akhir abad ke-16 dan ke-17 mengalami perjuangan pewarisan yang berurutan. Ia juga sering mengalami serangan dari pihak Portugis dan Aceh. Pada 1641 , Johor mendukung pihak Belanda mengalahkan pihak Portugis di Malaka dan pada 1660, Johor telah menjadi sebuah entrepot yang maju.

Johor Modern

Saat Sir Stamford Raffles tiba di Singapura pada 1818, pulau itu diatur oleh Sultan Abdul Rahman Muazzam Shah. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Hussein, kakak sulung Sultan Abdul Rahman, telah digugurkan sebagai sultan karena tidak berada di sisi ayahnya semasa pemerintahannya. Raffles mengambil kesempatan dalam keadaan ini untuk menyokong Tengku Hussein menjadi sultan dan sebagai ganti, satu perjanjian dimeterai pada 6 Februari 1819 yang mana Tengku Hussein menyewa Singapura kepada pihak British untuk pembukaan pelabuhan di Singapura.
Pada tahun 1855, di bawah perjanjian antara Inggris di Singapura dan Sultan Ali dari Johor, kekuasaan memerintah Johor diserahkan kepada Raja Temenggung Tun Daeng Ibrahim. Temenggung Ibrahim membuka Kota Tanjung Puteri di selatan Johor dan menjadikannya sebagai sebuah kota utama.
Pada tahun 1866, Temenggung Abu Bakar, ananda Temenggung Ibrahim, dilantik menjadi Sultan Johor secara resmi dan menyebutkan Kota Tanjung Puteri sebagai Johor Bahru. Sultan Abu Bakar memperkenalkan sebuah konstitusi dan mendirikan sebuah sistem administrasi yang efisien dan efektif. Dibawahnya, Johor menikmati pembangunan ekonomi yang cemerlang. Permintaan merica dan gambir yang tinggi pada abad ke-19 menyebabkan pembukaan perkebunan baru dan masuknya buruh Cina secara massal. Sultan Abu Bakar kemudian dikenal sebagai "Bapa Johor Modern".

Pada tahun 1914, Sultan Ibrahim ibni Sultan Abu Bakar terpaksa menerima seorang Penasihat Inggris. Perang Dunia II meletus pada tahun 1939. British yang bertanggungjawab terhadap pertahanan Johor dikalahkan oleh militer Jepang yang kemudian menduduki Johor dari tahun 1941 hingga tahun 1945. Setelah berakhirnya perang, Inggris kembali ke Johor dan pada tahun 1946, Johor menjadi bagian dari Malayan Union.
Nasionalisme Melayu yang dipimpin oleh Dato 'Onn Jaafar dari UMNO menyebabkan Malayan Union dibatalkan dan diganti dengan Federasi Malaya. Tanah Melayu kemudian mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus 1957 dan kemudian pada tahun 1963, Johor menjadi salah satu dari 14 negara bagian yang berpartisipasi Malaysia.

Artikel dikutip dari Wikipedia
Sumber data Vector : http://vectorise.net/

Logo dan Bendera Negeri Pahang - Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia)

$
0
0
Logo Negeri Pahang Darul Makmur 
Pahang Darul Makmur merupakan salah satu negara bagian di Malaysia. Sebagian besar negeri Pahang diselimuti hutan dan sebagian besar Taman Negara terletak dalam negeri Pahang. Pahang merupakan sebuah negeri beraja.Wujudnya negeri Pahang adalah sebelum wujudnya kerajaan melayu Melaka. Pahang mempunyai susur galur tamadun yang panjang, sejak dari zaman pra-sejarah lagi. Dahulunya kerajaan Pahang digelar Inderapura.Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Melayu Pahang.
Baca Juga :

Sebelum didirikan kerajaan Melayu Melaka, wilayah bagian selatan Semenanjung Tanah Melayu semuanya termasuk dalam kawasan kerajaan Pahang. Orang Jawa Majapahit zaman dahulu menyebut Semenanjung Tanah Melayu sebagai Pahang saja. Pada awal abad Masehi ke 16, permulaan berdirinya kerajaan Melayu Johor, batas Negeri Pahang Darul Makmur; di sebelahnya sampai ke Sedili Besar dan di utara sampai ke Terengganu; batas baratnya pula sampai ke Rembau, Selangor dan Perak. Negeri Pahang Darul Makmur sekarang ini di sebelah utara dan baratnya dikelilingi oleh jajaran gunung dan di sebelah timurnya terbentang Laut China Selatan.


Negeri Pahang Darul Makmur ialah sebuah negeri yang terbesar di Semenanjung Tanah Melayu dengan luas 35.515 kilometer persegi. Kemasyhuran dan kehebatan namanya pada masa lalu menjadi rebutan kerajaan yang ada di sekelilingnya. Pada masa ini Pahang adalah negeri di Semenanjung yang terbagi atas sebelas daerah yaitu Kuantan, Pekan, Rompin, Maran, Temerloh, Jerantut, Bentong, Raub, Lipis, Cameron Highlands dan Bera. Sedangkan penduduknya pula terdiri dari berbagai kaum dan bangsa.

Asal usul nama Pahang

Pada zaman dahulu Negeri Pahang Darul Makmur mempunyai berbagai nama. Penulis Tionghoa menyebutnya sebagai Pang-Hang, Peng-Heng, Pang-Heng, Pong -Fong, Phe-Hang,Pang-Kang dan lain-lain. Pada tahun 1225 Chao Ju-Kua telah mengarang sebuah buku bernama Chu-Fan-Chi, ia menyatakan di antara beberapa buah negeri yang ditaklukkan di bawah kekuasaan San-fo-chi ialah negeri yang bernama Peng-keng. Peng-keng itu ialah Negeri Pahang Darul Makmur.

Orang Arab dan orang Eropa zaman dulu menyebutnya Pam, Pan, Phang, Paam, Pao, Paon, Phaan, Paham, Fanhan, Phang dan Pahagh. G.R. Tibbetts, seorang ahli sejarah yang mengulas kisah yang ditulis dengan huruf Arab dalam buku karangan Mas'udi itu pada pendapat Tibbetts ialah Pahang. Ia lebih setuju menyebut perkataan Fanjab itu sebagai Fanhan, Panghang atau Panhang. Semuanya itu berarti Pahang. Ada setengah pendapat menyatakan Pahang berasal dari bahasa Siam asli yang artinya timah. Orang Siam asli yang dulunya mendiami negeri ini dengan membuka tambang bijih timah terutama di Sungai Tembeling.

Menurut cerita orang tua Melayu, pada zaman dahulu di Sungai Pahang yang berhadapan dengan Kampung Kembahang, ada sebatang pohon kayu mahang yang besar rebah melintangi sungai itu. Dari pohon mahang itu konon berasal nama Negeri Pahang Darul Makmur itu. Julukan kuno bagi Negeri Pahang Darul Makmur itu ialah Inderapura, disebut Pahang Inderapura. Bandar Dirajanya terkenal hingga sekarang dan ibu kota pada zaman dahulu yaitu Pekan. Sebelum ditaklukkan oleh kerajaan Melayu Melaka, dikenal sebagai Pura.

Pahang pada zaman pra-sejarah

Penyelidikan telah dibuat oleh purbakalawan secara ilmiah di beberapa tempat di Negeri Pahang Darul Makmur yaitu di gua-gua batu, di gunung-gunung, di tempat yang berdekatan dengan sungai, di tanah pertambangan lama dan juga di tanah lapang. Penemuan benda kuno terdiri dari batu, tembikar, perunggu dan besi kuno buatan orangzaman purbakala.

Tempat tersebut ialah di gua Batu Kapur seperti Kota Tongkat, Kota Gelanggi dekat Jerantut; Gua Kecil, Raub; Gunung Senyum; Bukit Chintamanis, Karak; Sungai Lembing, Tersang, Kuala Lipis Sungai Selinsing Sungai Tui, Nyong, Teluk Lubuk Puai, Batu Pasir Garam, Bukit Jong dan Kg. Padi di persimpangan Sungai Tembeling dan beberapa tempat lagi di sepanjang Sungai Pahang. Antara lain benda kuno yang dijumpai tertanam dalam tanah di negeri ini ialah barang dan perkakas yang dibuat dari batu oleh orang zaman batu pertengahan (mesolitikum). Barang-barang tersebut ialah kapak genggam, beliung dan pahat.

Purbakalawan menyatakan manusia zaman batu pertengahan yang mendiami Negeri Pahang Darul Makmur tinggal di gua batu dan gua-gua di gunung-gunung negeri ini dan mereka adalah kelompok yang mula-mula datang ke Semenanjung Tanah Melayu dan Tanah Besar Benua Asia. Rombongan Proto Melayu mendiami Semenanjung termasuk Pahang dan pulau-pulau Nusantara ialah dalam masa 3.000 atau 2.000 SM.

Dari aspek pertanian, barang dan perkakas buatan orang zaman batu akhir yang telah dijumpai dalam tanah ialah benda yang berupa mata lembing, pisau, sabit, cangkul, bajakdan lain-lain perkakas ganjil yang dibuat dari besi zaman dahulu. Tempat yang dijumpai terutama di tepi Sungai Lembing, Teluk Lubuk Puai Jong tepi Sungai Lipis. Di Kampung Batu Pasir Garam di tepi Sungai Tembeling, dijumpai pecahan muka gendang zaman dahulu yang dibuat dari perunggu. Gendang perunggu ini digunakan oleh orang yang memakai kebudayaan perunggu. Dr. Linehan berpendapat gendang perunggu ini berasal dari Indo-China dan dibawa dari negeri Funan ke Ulu Tembeling antara abad ke-3 M yang dibawa bersama-sama dengan perkakas dari besi kuno (tulang orang utan).
Menurut ahli kaji manusia dan ahli sejarah, orang Melayu pesisir (Melayu Deutero) ialah nenek moyang orang Melayu yang tinggal di daerah pantai Semenanjung Tanah Melayu. Pendek kata pada zaman dahulu kala selain dari penduduk asli yaitu orang Semang dan puaknya di Negeri Pahang Darul Makmur telah didiami oleh manusia yang disebut dalam ilmu sejarah sebagai manusia zaman batu pertengahan, zaman batu akhir atau permulaan zaman perunggu lagi.

Artikel dikutip dari Wikipedia
Sumber Data vector : http://vectorise.net/

Logo dan Bendera Negeri Terengganu - Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia)

$
0
0
Lambang Negeri Terengganu Darul Iman
Negeri Terengganu Darul Iman adalah salah satu negara bagian Malaysia. Terengganu terletak di Pantai Timur Semenanjung Malaysia, di antara garis bujur 102.25 dengan 103.50 dan garis lintang 4 hingga 5.50. Di bagian utara dan barat lautnya berbatasan dengan Kelantan dan di bagian selatan dan barat daya berbatasan dengan Pahang
Baca Juga :
Kirim/Request Logo ke Admin.

Terengganu terbagi 11 daerah yaitu :
  • Besut
  • Dungun
  • Kemaman
  • Kuala Terengganu
  • Kuala Nerus
  • Marang
  • Setiu
  • Ulu Terengganu
Kota-kota utama di Terengganu adalah Kuala Terengganu (ibu kota), Chukai, Kuala Besut, Rantau Abang dan Kuala Dungun.
Artikel dikutip dari Wikipedia
Sumber data vector : http://vectorise.net/

Logo dan Bendera Negeri Kelantan - Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia)

$
0
0
Logo Kelantan Darul Naim
Kelantan Darul Naim merupakan salah satu negara bagian dari 14 buah negera bagian di Malaysia yang kaya dengan sumber alam. Mempunyai wilayah lebih kurang 14.922 km², terletak di timur laut Semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan, dan berbatasan dengan Thailand.
Baca Juga :

Sejarah

Kerajaan Kelantan di bangun oleh saudagar Bugis sekitar tahun 1780, tokoh pendiri kerajaan ini bernama La Maddukelleng yang bearsal dari Wajo

Politik

Negeri Kelantan merupakan salah satu negeri "tradisional" orang Melayu. Ia merupakan satu-satunya negeri yang tidak dikuasai oleh partai Barisan Nasional. Parti PAS memenangkan pemilu DUN pada 1990 di negara bagian ini, dan berhasil bertahan hingga kini.
Sultan Kelantan sejak 1979 ialah Sultan Ismail Petra manakala Menteri Besarnya ialah Mursyidul Am PAS, Dato' Haji Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat.
Bendera Kelantan Darul Naim

Pembagian administratif

Kelantan Darul Naim terdiri dari 10 jajahan, iaitu:
  1. Bachok
  2. Gua Musang
  3. Jeli
  4. Kota Bharu
  5. Kuala Krai
  6. Machang
  7. Pasir Mas
  8. Pasir Puteh
  9. Tanah Merah
  10. Tumpat
Bandar bandar utama di negeri Kelantan termasuk Kota Bharu (ibu negeri), Tanah Merah, Machang, Pasir Puteh, Pasir Mas, Kuala Krai, Jeli, Rantau Panjang dan Pangkalan Chepa.

Geografi

Negeri Kelantan mengalami iklim tropis , di mana hampir setiap tahun hujan turun dengan berselang-seling mengikut bulan tertentu pada setiap tahun. Biasanya hujan yang lebat akan terjadi selama beberapa hari atau beberapa bulan akan turun pada bulan November, Desember dan Januari. Suhu setiap hari rata-rata 21 °C

Artikel dikutip dari Wikipedia
Sumber data vector http://vectorise.net/

Logo dan Bendera Negeri Sabah - Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia)

$
0
0
Lambang Sabah
Sabah (Jawi:صباح) adalah salah satu negara bagian di Malaysia dan juga merupakan salah satu dari 13 negara bagian pendiri di dalam persekutuan Malaysia di Pulau Borneo. Terletak di timur laut pulau Kalimantan, Sabah adalah negara bagian kedua terbesar di Malaysia setelah tetangganya di barat daya, Sarawak. Sabah juga berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara,Indonesia, di selatan. Ibukota negara bagian ini adalah Kota Kinabalu. Sabah sering disebut sebagai "Negeri di Bawah Bayu" (Land Below the Wind), sebuah frase yang digunakan oleh pelaut pada masa lalu untuk menggambarkan daratan di selatan sabuk topan.
Baca Juga :

Etimologi

Asal mula nama Sabah masih belum jelas, dan banyak teori yang muncul. Salah satu teori adalah bahwa pada masa Sabah merupakan bagian dari Kesultanan Brunei, di daerah pantai wilayah tersebut banyak ditemukan pisang saba, salah satu jenis pisang. Teori lainnya adalah karena lokasi Sabah berkaitan dengan Brunei, "Sabah" adalah suatu kata dalam bahasa Melayu Brunei yang berarti hulu atau sisi utara sungai. Teori lain menyatakan bahwa nama itu berasal dari kata dalam bahasa Melayu sabak yang berarti tempat gula aren diekstrak. Sabah juga merupakan satu kata dalam bahasa Arab yang berarti matahari terbit. Banyaknya teori menyebabkan asal mula sebenarnya dari nama Sabah sulit ditentukan.
Pernah dikatakan bahwa Sabah dulunya adalah Seludang yang disebutkan dalam naskah Jawa tahun 1365, Kakawin Nagarakretagama karya Empu Prapañca.
Bendera Sabah

Geografi

Bagian barat Sabah umumnya adalah pegunungan, terdiri atas tiga gunung tertinggi di Malaysia. Jajaran gunung yang paling terkenal adalah Banjaran Crocker tempat berdirinya beberapa gunung dengan ketinggian antara 1.000 hingga 4.000 meter. Dengan tinggi 4.095 meter, gunung Kinabalu adalah gunung tertinggi di Kepulauan Melayu (tidak termasuk pulau Papua) dan tertinggi ke-10 di Asia Tenggara. Hutan-hutan di Sabah diklasifikasikan sebagai hutan hujan tropis dan memiliki beragam spesies tumbuhan dan hewan. Taman Nasional Kinabalu telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2000 karena kekayaannya dalam keanekaragaman tumbuhan dikombinasikan dengan keunikan geologi, topografi, dan kondisi iklimnya.
Berdiri dekat gunung Kinabalu adalah gunung Tambuyukon. Dengan tinggi 2.579 meter, gunung ini adalah gunung tertinggi ketiga di Malaysia.

Sejarah

Diambil alih oleh British North Borneo Company pada tahun 1881, dan menjadi protektorat Britania Raya dengan masalah internal tetap diadministrasi oleh perusahaan tersebut tahun 1888. Pada 1946, pemerintahan perusahaan tersebut berakhir dan Sabah menjadi koloni dari Borneo Utara Britania sampai tergabung dalam Federasi Malaysia pada 1963.
Lihat Demografi Malaysia untuk penjelasan lebih lanjut tentang populasinya.

Artikel dikutip dari Wikipedia
Sumber data Vector : http://vectorise.net/

Logo dan Bendera Negeri Sarawak - Persekutuan Tanah Melayu (Malaysia)

$
0
0
Lambang Sarawak
Sarawak (Jawi:سراوق) adalah salah satu negara bagian di Malaysia dan juga merupakan salah satu dari empat negara pendiri federasi Malaysia.
Sarawak terletak di barat-laut pulau Kalimantan. Sarawak adalah negara bagian terbesar di Malaysia, diikuti oleh negeri tetangganya, Sabah sebagai negara bagian terbesar kedua.
Ibukotanya ialah Kuching (populasi 458.300 jiwa) yang secara harafiah berarti pelabuhan (Cochin). Menurut sensus 2000, penduduk Sarawak berjumlah 2.809.000 jiwa. Pada 1963 tergabung dalam federasi Malaysia.
Baca Juga :
Sarawak dikuasai oleh Kesultanan Brunei pada awal abad ke-19. James Brooke diangkat menjadi gubernor Sarawak pada 24 September 1841 dan diberi gelar Rajah oleh Sultan Brunei pada 18 Ogos 1842. Brooke hanya menguasai wilayah Serawak yang paling barat, di sekitar Kuching. Ia berkuasa hingga kematiannya pada 1868. Pengganti James antara lain sepupunya, Charles Anthony Johnson Brooke, dan anak Anthoni, Charles Vyner Brooke. Wilayah yang dikuasai oleh keluarga Brooke semakin luas, dengan menguasai wilayah yang tadinya milik Brunei. Namun kenyataannya Brunei hanya menguasai sungai strategis dan benteng di kawasan pesisir, sehingga Brookes sebenarnya merampas tanah para pejuang Muslim dan suku lokal.
Bendera Sarawak
Dinasti Brooke memerintah Sarawak selama satu abad dan dijuluki "Rajah Putih", selaras dengan status Pangeran India di bawah Kekaisaran Britania. Prinsip keluarga Brooke adalah melindungi penduduk pribumi Sarawak dari kepunahan. Kaum Melayu dan Muslim setempat turut membantu pemerintahan Brookes, sedangkan Brookes mempekerjakan orang Iban dan Dayak sebagai pasukan Sarawak karena kekuatan mereka yang kuat. Mereka juga mendukung kedatangan para pedagang Tionghoa, orang Arab dan orang-orang dari India.
Jepang menyerbu Sarawak pada 1941 dan menguasainya selama Perang Dunia II berlangsung hingga pasukan Australia menguasainya pada 1945. Rajah secara resmi menyerahkan Serawak kepada Britania pada 1946, di bawah tekanan istrinya dan kalangan lain. Namun Anthony tidak mengakui kedaulatan Serawak di bawah Britania. Kaum Melayu sangat menolak upaya kekuasaan Britania terutama dengan membunuh gubernur Britania pertama.
Sarawak menjadi lokasi utama bersama Sabah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat saat Konfrontasi berlangsung pada 1962 hingga 1966. Sarawak menjadi sebuah negara bagian berstatus otonomi di bawah federasi Malaysia pada 16 September 1963 walaupun sebelumnya sebagian penduduknya menolak rencana ini.

Artikel dikutip dari Wikipedia
Sumber data Vector : http://vectorise.net/

National Flag and State Emblem of Australia - Free Vector CDR

$
0
0
Australian Coat of Arms
Australia’s current Coat of Arms was granted by King George V in Spetember of 1912 and is the second Commonwealth Coat of Arms. The first version appeared in 1908 and although similar, it did not include any specific references to the Australian States. Recommendations of the Commonwealth Government by King George V led to a number of changes which resulted in the design we see today.
Australian National Flag
The Australian Government uses the coat of arms to authenticate documents and for other official purposes. Its uses range from embellishing the Australian passport to forming part of all Australian government departmental insignias.
The shield at the centre of the coat of arms is a symbol for the federation of the states and it depicts the badges of the six Australian states enclosed by an ermine border. The shield is supported by two native Australian animals, the red kangaroo and the emu.
Above the shield is the seven pointed gold Commonwealth Star, six of the points represent each of the six states and the seventh represents the territories.
Australia has never adopted any official motto or faunal emblem. By popular tradition, however, the kangaroo and emu are widely accepted as such.
The Australian National Flag was first flown on September 3, 1901 over the Royal Exhibition Building in Melbourne. The date is still celebrated as ‘Australian National Flag Day’. Today, the National Flag is a symbol of the Australian identity and serves as an important part of almost all our national events.
The National Flag is most often flown by the general public on celebrated days of Australian history such as Australia Day (January 26) or on days of remembrance such as ANZAC Day (April 25). On these days flags can be seen in the streets attached to cars, in shop windows and on an endless array of t-shirts, bumper stickers, badges, fake and real tattoos and even face painted flags are commonplace. The Flag is also flow at international sporting events where Australia competes and it demonstrates the national pride and support of our competitors and sporting ambassadors.

The colours and symbols within the Australian Flag have great significance, there are three primary elements;

The Union Jack
The presence of the Union Jack in the upper hoist quadrant of Australia’s Flag is an acknowledgment of Australia’s connection and history with the United Kingdom.

The Southern Cross
Located in the second and fourth quarter (right hand side), the Southern Cross is a constellation of fixe stars that is a prominent feature of the night sky and only visible in the southern hemisphere. It is a significant navigational feature and intended to represent Australia’s geographical location.

The Commonwealth Star
This large seven point star is placed centrally in the third quarter of the flag. The seven points denote the six states of Australia and the combined territories of the Commonwealth. The seventh point was an addition eight years after the original in 1909.

Proclamation
The  Flags Act of 1953 proclaimed the Australian National Flag

Other National Flags
There are a number of other officially recognised flags in Australia, these include the Australian Aboriginal Flag, the Torres Strait Islander Flag and the ensigns of the Australian Defence Forces which include the Australian Red Ensign (Merchant ships) which is the official flag to be flown at sea, the Royal Australian Air Force Ensign (RAAF) and the Australian White Ensign for the Royal Australian Navy.

Download Other National Flags Of Australia Format Vector CDR

$
0
0
Download Other National Flags Of Australia  Format Vector CDR

There are a number of other officially recognised flags in Australia, these include the Australian Aboriginal Flag, the Torres Strait Islander Flag and the ensigns of the Australian Defence Forces which include the Australian Red Ensign (Merchant ships) which is the official flag to be flown at sea, the Royal Australian Air Force Ensign (RAAF) and the Australian White Ensign for the Royal Australian Navy.
Australian Aboriginal Flag
Australian Aboriginal Flag
Torres Strait Island Flag
Torres Strait Island Flag

Australian Defense Force Ensign
Australian Defense Force Ensign
Australian Red Ensign
Australian Red Ensign

Australian White Ensign
Australian White Ensign
Australian RAAF Ensign
Australian RAAF Ensign

The Australian Coat of Arms






Download Logo Vector PON XIX / 2016 Jawa Barat

$
0
0
Download Logo Vector PON ( Pekan Olahraga Nasional ) XIX / 2016 Jawa Barat
Logo PON XIX dan PEPARNAS XV 2016 Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat terpilih menjadi tuan rumah dan sekaligus pelaksana sebuah perhelatan ragam olahraga setingkat Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 dan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) yang ke XV/2016. Pekan Olahraga Nasional adalah pesta ragam olahraga empat tahunan yang mempertemukan insan-insan olahraga untuk bertanding dan berlomba dengan “fair play” dalam rangka mewujudkan dan menunjukkan raihan prestasi tertinggi olahraga di Indonesia. Jawa Barat selaku tuan rumah telah siap melaksanakan seluruh agenda PON XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa Barat dengan tujuan dan sasaran untuk meraih “Catur Sukses PON XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa Barat” yakni Sukses Prestasi, Sukses Penyelenggaraan, Sukses Perekonomian Rakyat dan Sukses Administrasi.Baca Juga :
Dalam setiap perhelatan ragam olahraga selalu ada identitas perhelatan atau event identity yang mampu merepresentasikan citra kota/kabupaten, daerah/provinsi serta negara penyelenggara dan atau pelaksana. Identitas perhelatan tersebut terdiri dari 4 (empat) elemen utama, yaitu: Logo, Maskot, Tagline, dan Corak/Motif visual yang dikombinasikan dengan kuat sebagai citra perhelatan olahraga.
Logo PON XIX dan Peparnas XV mengandung makna yang merepresentasikan Provinsi Jawa Barat sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional XIX dan Pekan Paralympic Nasional 2016. Elemen dasar logo adalah bentuk Kujang (senjata tradisional khas Jawa Barat) yang terbentuk dari api obor yang berkobar sebagai simbol semangat untuk meraih prestasi tertinggi.
Surili, Maskot PON XIX / 2016 Jawa Barat  - en.wikipedia.org
Pemilihan Surili sebagai maskot PON XIX/2016 dan PEPARNAS XV/2016 Jawa Barat dikarenakan kelucuan, kebersahajaan, kelincahan dan kehangatan lengkingannya mewakili sebagian sifat dan kemampuan para atlet. Sebagai maskot, Surili dikenakan Iket alias pengikat kepala khas Jawa Barat yang mencerminkan nilai luhur tradisi dan karakter masyarakat Jawa Barat, yakni “Cageur, Bageur, Bener dan Pinter”. Pemilihan satwa endemik tersebut sebagai maskot PON XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa Barat ini juga untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat guna semakin melindungi dan melestarikannya.
“Berjaya di Tanah Legenda” memiliki makna bahwa berprestasi pada ajang PON XIX & Peparnas XV 2016 Jawa Barat adalah prestasi paripurna para atlet untuk melegenda di tanah legenda.
Pelaksanaan PON XIX/2016 dan PEPARNAS XV/2016 Jawa barat berdasarkan surat keputusan KONI pusat No. 57 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Surat Keputusan KONI Pusat No. 42 Tahun 2014 Tentang Penetapan Cabang Olahraga. Nomor-nomor Pertandingan Perlombaan dan Kuota Atlet Setiap Cabang Olahraga Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun XIX 2016 Jawa Barat. PON XIX 2016 terdiri dari 44 cabang olahraga, 10 cabang olahraga eksebisi dengan total nomor pertandingan, 365 pertandingan putra, 302 pertandingan putri, 33 pertandingan campuran dan 50 pertandingan terbuka di 61 Venue yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Sekitar 8403 atlet diluar atlet tuan rumah memperebutkan 755 medali emas, 755 medali perak, 962 medali perunggu dan di awasi sekitar 2195 PP/Wasit/Juri.***(ENO)
Sumber Artikel : pon-peparnas2016jabar.go.id

Logo Batalyon Infanteri ( YONIF) 1/Marinir - Surabaya

$
0
0
Logo Batalyon Infanteri ( YONIF)  1/Marinir Beruang Api
Request Logo By NOVI ALIM MURDANI
Batalyon Infanteri 1/Marinir disingkat Yonif 1/Marinir adalah sebuah pasukan marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) yang merupakan bagian dari Brigade Infanteri 1/Marinir yang bermarkas besar di Jl. Teluk Bayur 62 Tanjung Perak,Surabaya. Batalyon Infanteri 1/Marinir, merupakan satuan pelaksana Brigif-1 Marinir yang mempunyai tugas pokok sebagai Batalyon Tim Pendarat Amphibi.

Baca Juga :
Yonif 1/Marinir dibentuk berdasarkan Skep KASAL No. 1.4/1/10 tanggal 14 Juli 1953 yang berisi tentang Pembentukan Landing Team di lingkungan KKO AL. Dari sinilah cikal bakal Yonif 1/Mar terbentuk yang didasarkan pada Skep Dan KKO AL No. KP 28/KKO AL/SAL/53 tanggal 28 Juli 1953. Jangka waktu lima tahun kemudian berdasarkan SP Dan KKO AL No. KP. 30/KKO/SAL/56 tanggal 19 Juli 1956 terbentuklah Kompi-A dan Kompi-B Landing Team. Satu tahun kemudian sesuai dengan Skep Dan KKO AL No. KP. 06/KKO/SAL/57 tanggal 26 Februari 1957 dibentuklah Komando Batalyon dan Pasukan KKO AL. Perkembangan selanjutnya tahun 1960, berdasarkan Skep Dan KKO AL No. 0026/KP/KKO/60 bulan Mei 1960 dibentuk lagi satu Kompi yaitu Kompi C dan Kompi Senjata Batalyon-1 KKO AL. Dan pada tahun 1960 terbentuklah Batalyon-1 KKO AL yang didasarkan pada Skep Dan KKO AL No. 0026/KP/KKO/60 tanggal 11 Mei 1960.

Perubahan status

Pada tahun 1971 Yonif-1 KKO AL mengalami perubahan status yaitu dari organik Brigade-1 menjadi organik Paskoarma. Berdasarkan Surat Keputusan Dan Kormar No. Skep/01/I/1977 tanggal 25 Januari 1977 tentang pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Komando Pelaksana Korps Marinir nama Batalyon Infanteri-1 Marinir diubah menjadi Infanteri-1 (Marif-1) dan kedudukannya sebagai Komando Pelaksana Kormar yang berada dibawah Komandan Kormar.
Pada tanggal 17 April 1979 Dan Kormar mengeluarkan Surat Keputusan No. Skep/14/IV/1979 tentang berlakunya Petunjuk Organisasi dan Prosedur Resimen Infanteri (Menif) yang berisi perubahan kedudukan dan nama Marinir Infanteri-1 yang semula sebagai Komando Pelaksana Kormar menjadi Batalyon Infanteri-1 Marinir (Yonif-1 Mar). Sebagai Satuan Pelaksana Menif Mar maka Yonif-1 Mar berkedudukan langsung dibawah Dan Menif Mar (sekarang Dan Brigif-1 Mar) yang merupakan satuan dasar kekuatan Marinir.
Seiring dengan perkembangan organisasi Korps Marinir, Yonif-1 Marinir yang bermarkas di Tanjung Perak, Surabaya ini berkedudukan dibawah Brigade Infanteri 1/Marinir. Dan penyebutan Yonif-1 Mar ini berlaku hingga saat ini.
Artikel dikutip dari Wikipeda

Logo Batalyon Komando (YONKO) 465 Paskhas - Brajamusti

$
0
0
Lambang  Batalyon Komando (YONKO) 465 Paskhas - Brajamusti
Request Logo By Novi Alim Murdani

Embrio Skadron 465 Paskhas tidak terlepas dari proses terbentuknya Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) secara umum yang cikal bakalnya dari Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) saat penjajahan Jepang di Indonesia dan terbentuknya TNI Angkatan Udara (TNI AU). TNI AU sendiri cikal bakalnya dari Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) yang merupakan bagian dari Badan Kemanan Rakyat (BKR).

Baca Juga :

1. BKRO – TKRO - TRIO

Dengan adanya perubahan dan penyempurnaan organisasi BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), maka BKRO juga menjadi TKR Oedara (TKRO) yang saat itu dikenal dengan nama TKR Jawatan Penerbangan. Selanjutnya, seiring dengan peningkatan TKR menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada tangal 25 Januari 1946, maka TKRO juga menjadi TRI Oedara (TRIO). Pada tanggal 9 April 1946 TRIO atau TRI Jawatan Penerbangan kemudian disahkan menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) berdasarkan Penetapan Pemerintah Nomor: 6/SD/1946 Tanggal 9 April 1946 tentang Pengesahkan Tentara Republik Indonesia Jawatan Penerbangan menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sampai sekarang dengan nama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) yang disejajarkan dengan TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut.

2. Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP)

Dalam rangka konsolidasi organisasi, BKRO membentuk organisasi darat yaitu Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) . PPP dibutuhkan untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari tentara Jepang terhadap serangan tentara Belanda yang pada waktu itu berusaha ingin kembali menduduki wilayah RI termasuk pangkalan-pangkalan udaranya. PPP saat itu masih bersifat lokal yang dibentuk di pangkalan-pangkalan udara seperti di pangkalan udara Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Mojoagung (Surabaya), Panasan (Solo), Maguwo (Yogyakarta), Cibeureum (Tasikmalaya), Kalijati (Subang), Pameungpeuk (Garut) dan pangkalan-pangkalan udara di luar pulau Jawa seperti Talang Betutu (Palembang), Tabing (Padang) dan lain-lain.
KENAIKAN PANGKAT PRAJURIT YONKO 465 PASKHAS (paskhas.mil.id)

KENAIKAN PANGKAT PRAJURIT YONKO 465 PASKHAS (paskhas.mil.id)
PPP sangat berperan saat terjadi Agresi Militer I dan Agresi Militer II, yang saat itu hampir seluruh pangkalan udara mendapat serangan dari tentara Belanda baik dari darat maupun dari udara. Serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh Belanda yaitu serangan terhadap pangkalan udara Maguwo Yogyakarta yang disertai dengan Pasukan Payungnya pada tanggal 19 Desember 1948. Saat itu PPP bersama kekuatan udara di pangkalan tersebut berusaha mempertahankan pangkalan sampai darah yang penghabisan. Begitu pula di pangkalan-pangkalan udara lainnya yang mendapat seragan dari Belanda.

PPP inilah yang merupakan cikal bakal dari Pasukan Payung yang sebelumnya pada tanggal 11 Pebruari 1946 telah melakukan percobaan latihan penerjunan yang pertama kali di pangkalan udara Maguwo Yogyakarta dengan menggunakan payung (paracute) dan pesawat terbang peninggalan Jepang, Pasukan Payung ini pulalah yang kemudian diterjunkan di Sambi Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Oktober 1947 yang selanjutnya berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor 54 tahun 1967 tanggal 17 Oktober 1967 ditetapkan sebagai Hari Jadi Pasukan TNI AU yang sekarang dikenal dengan nama Korps Pasukan Khas.

Dalam periode selanjutnya, yaitu sejak tahun 1950 Pasukan Payung yang saat itu masih bernama PPP berpusat di Jakarta dengan sebutan Air Base Defence Troop (ABDT) yang membawahi 8 Kompi dan dipimpin oleh Kapten Udara A. Wiriadinata dengan wakilnya Letnan Udara I R. Soeprantijo. Kemudian pada pertengahan tahun 1950 dibentuk Inspektorat Pasukan Pertahan Pangkalan yang disebut IPP yang bermarkas di Jalan Sabang Jakarta, kemudian pada bulan April 1952 dipindahkan ke pangkalan udara Cililitan Jakarta Timur.

3. Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dan Penangkis Serangan Udara (PSU)

Sementara itu, pada tahun 1950 juga diadakan sekolah terjun payung (Sekolah Para) yang diikuti oleh para prajurit dalam rangka pembentukan Pasukan Para TNI AU. Sekolah Para ini dibuka di pangkalan udara Andir Bandung sebagai kelanjutan dari embrio Sekolah Para di Maguwo. Hasil didik dari Sekolah Para inilah yang kemudian disusun dalam Kompi-Kompi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang dibentuk pada bulan Pebruari 1952 dan Kapten Udara A. Wiriadinata sebagai komandannya yang saat itu merangkap sebagai komandan pangkalan udara Andir di Bandung.
Pada tahun 1950-an pasukan TNI AU terdiri dari PPP, PGT dan PSU (Penangkis Serangan Udara) yang kekuatannya terdiri dari 11 Kompi Berdiri Sendiri (BS), 8 Peleton BS dan 1 Battery PSU.

Pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1958 situasi politik dan keamanan dalam negeri semakin memburuk karena munculnya pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Sumatera dan Sulawesi Utara yang mengatas namakan Dewan Gajah, Dewan Banteng, Dewan Garuda, PRRI dan Permesta. PGT bersama satuan tempur TNI lainnya juga ditugaskan dalam rangka penumpasan pemberontakan-pemberontakan tersebut dalam berbagai operasi seperti Operasi Tegas, Operasi Sapta Marga, Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka. Selanjutnya pada tahun 1960-an PGT juga ditugaskan dalam rangka operasi pembebasan Irian Barat (Papua) yang berdasarkan perintah Men/Pangau maka dibentuklah Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP PGT) yang bermarkas di Bandung dan Kapten Udara S. Soekani sebagai komandannya. RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A PGT yang dipimpin oleh Kapten Udara Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang dipimpin oleh Kapten Udara J.O. Palendeng.

Pada tanggal 15 Oktober 1962, berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor: 195 dibentuklah Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU). Panglima KOPPAU dirangkap oleh Men/Pangau dan sebagai wakilnya ditetapkan Komodor Udara A. Wiriadinata. KOPPAU terdiri dari Markas Komando (Mako) berkedudukan di Bandung, Resimen PPP di Jakarta dan Resimen PGT di Bandung. Resimen PPP membawahi 5 Batalyon yang berkedudukan di Jakarta, Banjarmasin, Makasar, Biak dan Palembang (kemudian pindah ke Medan). Resimen PGT terdiri dari 3 Batalyon yaitu Batalyon I PGT (merupakan Batalyon III Kawal Kehormatan Resimen Cakrabhirawa) berkedudukan di Bogor, Batalyon II PGT di Jakarta dan Batalyon III PGT di Bandung.

Berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangau Nomor: III/PERS/MKS/1963 tanggal 22 Mei 1963, maka pada tanggal 9 April 1963 Komodor Udara A. Wiriadinata dikukuhkan menjadi Panglima KOPPAU dan menjabat selama 1 tahun. Kemudian pada tahun 1964 digantikan oleh Komodor Udara Ramli Soemardi sampai dengan tahun 1966.

4. Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat)

Pada tanggal 11 sampai dengan 16 April 1966 diadakan Seminar Pasukan di Bandung. Berdasarkan hasil dari seminar tersebut dan sesuai dengan Keputusan Men/Pangau Nomor: 45 tahun 1966 tanggal 17 Mei 1966 KOPPAU disahkan menjadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) yang terdiri dari 3 Resimen yaitu:

Resimen I Pasgat bermarkas di Bandung, membawahi:
• Yon A Pasgat di Bogor
• Yon B Pasgat di Bandung

Resimen II Pasgat bermarkas di Jakarta, membawahi:
• Yon A Pasgat di Jakarta
• Yon B Pasgat di Jakarta
• Yon C Pasgat di Medan
• Yon D Pasgat di banjarmasin

Resimen III Pasgat bermarkas di Surabaya, membawahi:
• Yon A Pasgat di Makasar
• Yon B Pasgat di madiun
• Yon C Pasgat di Surabaya
• Yon D Pasgat di Biak
• Yon E Pasgat di Yogyakarta.

Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Kepala Staf TNI AU (Kasau) Nomor: 57 tahun 1970 tanggal 1 Juli 1970, sebutan Resimen diganti menjadi Wing. Dengan demikian Resimen I Pasgat menjadi Wing I Pasgat, Resimen II Pasgat menjadi Wing II Pasgat dan Resimen III Pasgat menjadi Wing III Pasgat. Sementara itu, berdasarkan Surat Keputusan Kasau tersebut, sebutan Panglima diubah menjadi Komandan Jenderal (Danjen). Saat itu Komandan Kopasgat adalah Kolonel Udara Soetoro, sehingga sebutannya menjadi Danjen Kopasgat.

Pada tahun 1976, berdasarkan Keputusan Kasau Nomor: Kep/29/VI/1976 tanggal 21 Juni 1976 TNI AU membentuk Komando Paduan Tempur Udara (Kapatdara) sebagai realisasi Keputusan Menhankam/Pangab Nomor: Kep/14/IV/1976. Dalam organisasi Kopatdara ini secara tetap disusun 1 Batalyon Pasgat dengan status Bawah Komando Operasi (BKO) yaitu Yon I Pasgat dengan komandan Mayor Psk Affendi berkedudukan di Jakarta yang terdiri dari 3 Kompi Tempur (Kipur) dengan unsur-unsur antara lain:
• 1 Gugus Pengendali Tempur (Gus Dalpur)
• 1 Gugus Pengendali Pangkalan (Gus Dallan)
• 1 Gugus Para Rescue Tempur (Gus Para Rescue).


Disamping itu disusun juga Satuan Taktis (Sat Tis) Pasgat yang berkedudukan di Lanuma Husein Sastranegara Bandung dengan komandan Mayor Psk Surasmo dan 1 Batalyon Kopasgat (Batalyon II Kopasgat) berkedudukan di Jakarta dengan komandan Mayor Psk Budi Sutrisna. Disamping itu untuk luar Jakarta dibentuk Batalyon III Kopasgat berkedudukan di pagkalan udara Iswahyudi Madiun dan Batalyon IV Kopasgat berkedudukan di Surabaya lalu pindah ke pangkalan udara Abdulrahman Saleh Malang.

Ketiga unsur pasukan (Kopatdara, Sat Tis Pasgat dan Kopasgat) inilah yang merupakan embrio dari satuan ini yang kemudian sekarang dikenal dengan nama Skadron 465 Paskhas.

Kapan Lahirnya “Brajamusti”?

Hari kelahiran merupakan waktu yang dianggap sangat sakral dan bernilai historis, terutama bagi manusia. Ternyata bagi suatu instansi atau satuan-satuan dijajaran TNI, hari kelahiran juga dianggap sakral dan bernialai historis. Oleh karena itu sering bahkan setiap instansi atau satuan tersebut selalu mengadakan syukuran setiap tahunnya untuk memperingati Hari Ulang Tahun-nya (HUT).

Skadron 465 Paskhas sebagai salah satu satuan TNI di jajaran Korpaskhas keberadaanya juga berawal dari peristiwa “kelahiran”. Banyak generasi penerus yang belum mengetahui hari kelahiran satuan ini sehingga kadang muncul suatu pertanyaan: “Kapan hari kelahiran Skadron 465 Paskhas?” Pertanyaan ini wajar sekali muncul apalagi bagi prajurit-prajurit muda dan masyarakat umum yang ingin mengetahui “Hari Kelahiran” atau sering disebut ”Hari Jadi” dari satuan ini.

Pada manusia, hari kelahirannya sudah jelas yaitu di saat ia dilahirkan dari kandungan Ibu. Tetapi untuk menyatakan suatu hari yang dijadikan sebagai “Hari Kelahiran” atau “Hari Jadi” dari suatu satuan tidak semudah itu. Biasanya suatu satuan akan menetapkan waktu untuk dijadikan sebagai Hari Kelahirannya, didasarkan bukan saja hanya pada satu kejadian seperti pada hari kelahiran manusia, tetapi dapat didasarkan pada berbagai hal, misalnya didasarkan pada peristiwa heroik dan historik seperti penerjunan 13 orang Pasukan Payung di Sambi Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Oktober 1947 yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kelahiran Korpaskhas atau didasarkan pada ketetapan atau keputusan pimpinan yang dinyatakan dengan suatu penetapan atau Surat Keputusan seperti Penetapan Presiden RI melalui Penetapan Pemerintah Nomor: 6/SD/1946 tanggal 9 April 1946 tentang Pengesahkan Tentara Republik Indonesia Jawatan Penerbangan menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia yang sekarang dikenal dengan sebutan TNI AU yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kelahiran TNI AU atau Hari Jadi TNI AU dan lain-lain.

Khusus untuk menyatakan hari kelahiran Skadron 465 Paskhas nampaknya para sesepuh dulu dalam menetapkannya didasarkan pada jenis yang kedua yaitu berdasarkan ketetapan atau keputusan pimpinan (TNI AU) saat itu. Sebab secara resmi satuan tersebut dinyatakan ada atau berdiri yaitu setelah adanya likuidasi dari tiga Satuan yaitu Kopatdara, Sat Tis Pasgat dan Kopasgat yang dilikuidasi menjadi:

• Pasukan dengan spesialisasi Combatan (Tempur) masuk menjadi anggota Batalyon 461 Pasgat dengan Komandan Mayor Psk Supawan berkedudukan di Lanuma Halim Perdanakusuma Jakarta.

• Pasukan dengan spesialisasi Non-Combatan (Non Tempur) masuk menjadi anggota Sat Tis Pasgat (merupakan gabungan Kompi-Kompi Protokoler) dengan Komandan Mayor Psk Chaerudin (tahun 1979), yang kemudian berubah menjadi Batalyon 465 Pasgat (tahun 1982) dengan komandan Mayor Psk Hubandiri berkedudukan di Kramat Jati Jakarta.

Dengan mempertimbangkan rencana Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) RI untuk merealisasi pembentukan 100 Batalyon Pasukan Tempur dengan kwalifikasi “Raider” dan dengan pertimbangan bahwa satuan terakhir yang dimantapkan dan direncanakan sebagai Batalyon Pasgat adalah Sat Tis, maka TNI AU dengan berdasarkan Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor: KEP /01/ I / 1982 membentuk Batalyon 465 Pasukan Gerak Cepat (Pasgat) yang ditetapkan pada tanggal 6 Januari 1982 di Jakarta. Dengan adanya keputusan tersebut berarti Batalyon 465 Pasgat resmi dibentuk. Dan berdasarkan ketetapan inilah kemudian dijadikan sebagai Hari Kelahiran Batalyon 465 Pasgat (sekarang: Hari Kelahiran Skadron 465 Paskhas atau sebagai Hari Jadi Skadron 465 Paskhas). Oleh sebab itu setiap tahunnya yaitu pada tanggal 6 Januari satuan ini sudah sewajarnya memperingatinya sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan memohon keselamatan dalam mengemban tugas-tugas dimasa yang akan datang.

Dalam perkembangan selanjutnya, status Batalyon 465 Pasgat semakin kuat diakui sebagai salah satu Batalyon di jajaran TNI dengan adanya pemantapan 100 Batalyon ABRI oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Yusuf. Sesuai dengan TOP ROI ’71, maka personel 1 Batalyon berjumlah 699 orang. Dengan demikian untuk TNI AU saat itu mempunyai 4 Batalyon Kopasgat yang dimantapkan menjadi 5 Batalyon Kopasgat. Upacara pemantapan untuk Batalyon-Batalyon di jajaran Kopasgat saat itu dilaksanakan di Ciuyah Banten, Irupnya diwakili oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Ksad) Jenderal TNI Widodo. Saat itu Danjen Kopasgat dijabat oleh Marsekal Pertama TNI Sugiantoro. Dimana sebelumnya juga telah dilaksanakan latihan gabungan pelatih Raider di jajaran ABRI yang diikuti juga anggota-anggota dari Sat Tis yang kemudian menjadi Batalyon 465 Pasgat.
Untuk ksatrian satuan ini, pada mulanya berlokasi di Jalan Raya Bogor Kramatjati Jakarta Timur sampai dengan tahun 1981 yang tadinya merupakan ksatrian Kompi Protokol Pasgat. Selanjutnya pada bulan Oktober 1981 ksatrian Batalyon 465 Pasgat pindah ke tempat bekas ksatriannya Batalyon 461 Pasgat di Jalan Dwikora Raya Halim Perdanakusumah (sekarang menjadi Secabpaum). Pemindahan ini dilaksanakan karena kondisinya tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai suatu ksatrian. Sementara itu, sebelumnya Batalyon 461 Pasgat telah pindah ke ksatrian yang baru yang ditempati sebagai ksatrian satuan ini sampai dengan sekarang (di Jalan Dwikora Raya Halim Perdanakusumah) sebelah timur Secabpaum.

Setelah ksatrian Batalyon 465 Pasgat yang berada di Jalan Kumboyono Dirgantara III Halim Perdanakusuma selesai dibangun, maka pada bulan Oktober 1983 diadakan operasi boyong (pindah ksatrian) lagi dari Jalan Dwikora Raya Halim Perdanakusumah ke tempat tersebut.

Apa Artinya “465” Paskhas ?

Pemberian nama pada sesuatu akan lebih berhati-hati jika dikaitkan dengan nilai-nilai sejarah, karena sebuah nama pun dapat bernilai historis. Begitu halnya pemberian nama satuan di jajaran ABRI termasuk nama satuan ini, sepintas nama Skadron 465 Paskhas memang berkesan biasa-biasa saja, tetapi ternyata masih ada yang menanyakan tentang nama satuan ini terutama tentang pemakaian angka 465: ”Mengapa 465? Apakah tidak dapat 5 (angka lima) saja?”. Pertanyaan ini juga wajar muncul, yang muncul juga dari prajurit-prajurit baru yang ingin tahu di satuan ini.

Pada umumnya pemberian angka pada sebuah nama menunjukkan suatu urutan, misalnya di jajaran TNI AD dalam 1 Resimen terdiri dari 3 Batalyon, maka Batalyon yang pertama biasanya diberi angka 1 sehingga menjadi Batalyon 1, Batalyon kedua diberi angka 2 sehingga menjadi Batalyon 2 dan begitu juga untuk Batalyon ketiga diberi angka 3 sehingga menjadi Batalyon 3. Tetapi yang menjadi pertanyaan khususnya di jajaran Korpaskhas yang terdiri dari 6 Skadron (setingkat Batalyon) mengapa tidak memakai angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6, melainkan langsung memakai angka 461, 462, 463, 464, 465 dan 466. Mungkin hal inilah yang menyebabkan munculnya pertanyaan di atas.

Ternyata pemberian angka 465 tersebut bukan sembarang atau begitu saja memberikannya dan ternyata angka-angka tersebut mempunyai nilai historis. Pemberian angka ini sesuai dengan usulan dari Kepala Staf TNI Angkatan Udara saat itu Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi dan sejalan dengan peristiwa kelahiran satuan ini yaitu dengan adanya likuidasi satuan-satuan termasuk di jajaran Kopasgat saat itu. Pemberian nama Batalyon 465 Pasgat dan angka 465 yang tertera dalam nama tersebut ternyata mengandung makna. Menurut penjelasan beliau: 465 terdiri dari 46 dan 5. Angka 46 mempunyai arti tahun berdirinya TNI AU yaitu tahun 1946 tepatnya tanggal 9 April 1946 berdasarkan Ketetapan Pemerintah Nomor: 6/SD/1946 tanggal 9 April 1946 tentang Pengesahkan Tentara Republik Indonesia Jawatan Penerbangan menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia yang sekarang dikenal dengan sebutan TNI AU yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Kelahiran TNI AU atau Hari Jadi TNI AU. Selanjutnya dijelaskan bahwa angka 5 mempunyai arti untuk menunjukkan bahwa Batalyon Pasgat tersebut merupakan Batalyon urutan kelima dari 6 Batalyon yang ada di jajaran Kopasgat saat itu, sehingga satuan tersebut mengunakan angka gabungan 46 dan 5 sehingga menjadi 465 yang mempunyai arti bahwa Batalyon Pasgat tersebut merupakan Batalyon yang kelima di jajaran Kopasgat dan merupakan salah satu satuan yang terdapat di dalam tubuh TNI AU. Dengan demikian penggunaan angka tersebut tidak dapat dipisah atau digunakan satu angka saja misalnya angka 5 saja, sehinga menjadi Batalyon 5 Pasgat (Skadron 5 Paskhas), hal ini tidak dapat, karena satuan ini merupakan bagian integral dari TNI AU.

Dari penjelasan tersebut, kiranya menjadi jelas ternyata angka 465 yang terdapat dalam nama satuan ini yang sekarang dikenal dengan nama Skadron 465 Paskhas mempunyai arti atau makna yang dalam dan bernilai historis.

Mengapa Berganti Nama ?

Perubahan nama atau istilah itu misalnya sebutan Panglima menjadi Komandan Jenderal (Danjen) pada tahun 1970 berdasarkan Keputusan Kasau Nomor 57 tahun 1970 tanggal 1 Juli 1970 sehingga Panglima Kopasgat yang saat itu dijabat oleh Kolonel Psk Soetoro sebutannya berubah menjadi Danjen Kopasgat dan berdasarkan Keputusan itu sebutan Resimen berubah menjadi Wing sehingga Resimen I Pasgat berubah menjadi Wing I Pasgat begitu pula untuk Resimen II Pasgat dan Resimen III Pasgat berubah menjadi Wing II Pasgat dan Wing III Pasgat.

Untuk nama satuan juga mengalami berubah dari PPP, PGT dan PSU berubah menjadi KOPPAU kemudian berubah lagi menjadi Kopasgat yang disahkan berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor: 45 tahun 1966 tanggal 11 Mei 1966, lalu Kopasgat berubah menjadi Puspaskhasau pada tahun 1985 berdasarkan Keputusan Kasau Nomor: Kep/22/III/1985 tangal 11 Maret 1985 dan terakhir nama Puspaskhasau berubah menjadi Korpaskhas pada tahun 1997 sampai sekarang berdasarkan Keputusan Pangab Nomor: Skep/9/VII/1997 tanggal 7 Juli 1997.

Untuk tingkat Batalyon di jajaran Paskhas juga mengalami perubahan nama yaitu Batalyon berubah menjadi Skadron pada tahun 1985 sejalan dengan berubahnya nama Kopasgat menjadi Puspaskhasau berdasarkan Keputusan Kasau Nomor: Kep/22/III/1985 tangal 11 Maret 1985. Dengan demikian istilah Batalyon 465 Pasgat (yang cikal bakalnya merupakan Batalyon B Pasgat dari Resimen II Pasgat kemudian menjadi Sat Tis) yang akhirnya juga berubah nama menjadi Skadron 465 Paskhas (sebelum terbentuknya Wing di jajaran Korpaskhas bernama Skadron Paskhas 465).

Pergantian nama tersebut mungkin dapat terjadi pula di satuan-satuan lain di jajaran TNI sesuai dengan perjalanan sejarahnya. Alangkah baiknya, jika setiap prajurit TNI AU dan prajurit Korpaskhas serta Skadron 465 Paskhas khususnya, mengetahui perubahan-perubahan nama serta perjalanan sejarah satuannya. Dengan demikian akan lebih mengenal satuannya dan jati dirinya.

Organisasi

Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang cikal bakal, hari kelahiran Skadron 465 Paskhas dan perubahan-perubahan nama yang kesemuanya itu tidak terlepas dari sejarah TNI dan Korpaskhas secara umum. Organisasi Skadron 465 Paskhas juga mengalami perubahan-perubahan seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh organisasi Korpaskhas secara keseluruhan. Perubahan-perubahan yang terjadi sejak kelahirannya sampai dengan sekarang tersebut disebabkan karena adanya reorganisasi yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan tuntutan tugas yang harus diemban oleh TNI khususnya TNI AU serta Paskhas dari waktu ke waktu. Perubahan organisasi itu terjadi juga seiring dengan perubahan-perubahan sebutan atau nama satuan mulai dari nama PPP, PGT, Kopasgat, Puspaskhasau sampai dengan sebutan yang sekarang dikenal dengan nama Korpaskhas.

Misalnya, dengan berdasarkan Keputusan Pangab Nomor: Skep/9/VII/1997 tanggal 7 Juli 1997, nama Puspaskhasau berubah menjadi Korpaskhas. Perubahan dari istilah “Pusat” menjadi “Korps” berarti juga perubahan dari tingkat Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) menjadi Komando Utama Pembinaan (Kotamabin) TNI AU. Hal ini menunjukkan adanya perubahan organisasi sesuai dengan perubahan istilah dan status tersebut. Istilah Komandan Puspaskhas (Danpuspaskhasau) otomatis juga berubah menjadi Komandan Korpaskhas (Dankorpaskhas). Perubahan organisasi secara langsung juga terjadi di jajaran bawahannya sampai kepada tingkat Skadron. Oleh karena itu, susunan organisasi yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah susunan organisasi setelah status Paskhas menjadi Kotamabin TNI AU yaitu organisasi yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Kasau Nomor: Kep/5/III/1999
tanggal 16 Maret 1999 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Kotama Pembinaan TNI AU Korpaskhas yang secara efektif berlaku mulai tanggal 1 April 1999.

Tugas Pokok

Sebelum Korpaskhas berstatus sebagai Kotamabin TNI AU (masih berstatus Balahanpus dan Balahanwil) tugas-tugas yang diemban Skadron 465 Paskhas adalah pengamanan pertahanan Alut sista di pangkalan udara Halim Perdanakusuma dalam rangka mendukung operasi penerbangan dan melaksanakan tugas keprotokoleran di wilayah ibu kota RI, walaupun sebenarnya tugas pokoknya adalah sebagai satuan tempur seperti Skadron 461 atau 462 dan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan situasi. Tugas ini masih dibebankan pada satuan ini sampai dengan terbentuknya Detasemen Kawal Protokol (Denwalkol) Korpaskhas berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor: KEP/73/III/1999 tanggal 24 Maret 1999 sejalan dengan pembentukan Detasemen Bravo dan Wing (Wing I, Wing II dan Wing III/Diklat) di jajaran Korpaskhas. Setelah itu, maka tugas keprotokoleran diambil alih oleh Denwalkol, sedangkan tugas pokok Skadron 465 Paskhas sesuai dengan Keputusan Kasau Nomor: Kep/5/III/1999 tanggal 16 Maret 1999 yakni sebagai salah satu satuan tempur yang berkedudukan di Jakarta (rencana dipindahkan ke pangkalan udara Supadio Pontianak Kalimantan Barat) di bawah komando Wing I Paskhas untuk mendukung tugas-tugas Korpaskhas, TNI AU dan TNI pada umumnya.
Berdasarkan Keputusan Kasau Nomor: Kep/5/III/1999 tanggal 16 Maret 1999 terutama pada Pasal 2 Lampiran “IV-4” dari Keputusan tersebut disebutkan bahwa:
Skadron Paskhas bertugas untuk mengamankan dan mempertahankan Pangkalan/Alutsista/Instalasi TNI Angkatan Udara, Pengendalian Tempur, Pengendalian Pangkalan, Pengendalian Udara Depan, Pengendalian Pangkalan Udara Depan, SAR Tempur serta tugas-tugas lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Sesuai dengan tugas pokok tersebut, maka Skadron 465 Paskhas juga harus melaksanakan fungsi-fungsinya. Berdasarkan Keputusan Kasau Nomor: Kep/5/III/1999 tanggal 16 Maret 1999 terutama pada Pasal 3 Lampiran “IV-4” dari Keputusan tersebut disebutkan tentang fungsi-fungsi dari satuan ini sebagai berikut:


Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut pada Pasal 2 di atas, Skadron Paskhas menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun rencana dan program rencana serta program pembinaan Skadron Paskhas berdasarkan rencana dan program Wing I Paskhas.
b. Menyiapkan kemampuan dan kekuatan Skadron termasuk alat peralatannya untuk menjamin terlaksananya tugas pokok dengan melaksanakan latihan yang diprogramkan.
c. Menyiapkan Satuan untuk tugas pengamanan dan pertahanan Pangkalan / Alutsista / Instalasi TNI Angkatan Udara.
d. Melaksanakan operasi-operasi udara meliputi Pengendalian Tempur, Pengendalian Pangkalan, Pengendalian Udara Depan, Pengendalian Pangkalan Udara Depan dan SAR Tempur.
e. Melaksanakan Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U).
f. Melaksanakan operasi-operasi lain sesuai dengan kebijakan Panglima TNI baik dalam operasi Pertahanan maupun operasi Kamdagri serta tugas-tugas TNI lainnya.
g. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Komando Atas/ Samping dan instalasi lain baik di dalam maupun di luar Wing Paskhas untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya sesuai lingkup dan tingkat kewenangannya.
h. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Komandan Wing I Paskhas khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.

Logo PUSDIK Peralatan ( PUSDIKPAL) TNI AD

$
0
0
PUSDIK Peralatan ( PUSDIKPAL) TNI AD
Request Logo By Novi Alim Murdani
Sejarah perjuangan bangsa dalam menegakkan Negara Proklamasi 17 agustus 1945, ditandai dengan berbagai perjuangan heroik, salah satu diantaranya adalah Perang Kemerdekaan.
Dengan dibentuknya Komando Pengembangan Pendidikan dan Latihan serta Komando Logistik TNI Angkatan Darat, sesuai dengan organisasi dan tugas yang berlaku, maka Pusat Pendidikan Peralatan berada dibawah kendali Pusat Peralatan Kobangdiklat TNI Angkatan Darat. Pada tanggal 6 oktober 1978, Pusat Pendidikan Peralatan diorganikkan dibawah Kobangdiklat TNI Angkatan Darat.

Baca Juga :
Pada tanggal 25 januari 1986, Pusat Pendidikan Peralatan kembali diorganikkan dibawah Direktorat Peralatan TNI Angkatan Darat. Berdasarkan keputusan Kasad nomor : kep/11/vi/1997, terhitung mulai tanggal 20 juni 1997, Pusat Pendidikan Peralatan Direktorat Peralatan TNI Angkatan Darat berubah menjadi Pusat Pendidikan Peralatan TNI Angkatan Darat.
Selanjutnya berdasarkan surat perintah Kepala Staf TNI Angkatan Darat nomor : Sprin/1104/VIII/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Pusat Pendidikan Peralatan TNI Angkatan Darat, diorganisasikan di bawah Kodiklat TNI Angkatan Darat, yang saat ini dipimpin Letnan Jenderal TNI Sumardi.
Pada tanggal 23 April 2003 Sesuai surat perintah Kasad nomor : Kep/19/iV/2003 tanggal 23 April 2003 Pusdikpal mengalami validasi organisasi yg baru yaitu dari 7 Departemen yakni Departemen Senjata, Departemen Munisi, Departemen Kendaraan, Depertemen Teknologi Mekanik, Departemen Pengetahuan Umum, Depatemen Militer Umum dan Departemen Sisdur Pal kemudian dilebur menjadi 5 Departemen antara lain Departemen Teknologi Senjata & Alpalsus, Departemen Teknologi Munisi, Departemen Teknologi Kendaraan, Departemen Teknologi Mekanik, dan Departemen Ilmu pengetahuan Milum dan sisdurpal serta perubahan Dandenma menjadi Dankima.
Selama 54 tahun pengabdiannya, Pusdikpal Kodiklat TNI Angkatan Darat telah memberikan konstribusi bagi bangsa dan negara lebih khusus lagi TNI.

Adapun wujud Dharma Bhakti dimaksud antara lain :
  • Dalam kapasitasnya sebagai Institusi Pendidikan, Pusdikpal Kodiklat Angkatan Darat telah menghadirkan Prajurit-prajurit yang berkualifikasi Teknik Peralatan, melalui berbagai jenis  dan jenjang pendidikan.
  • Prajurit-prajurit dimaksud kini bertugas di satuan-satuan jajaran TNI Angkatan Darat, diantaranya  Kostrad, Kopassus dan sudah barang tentu Satuan Peralatan.
  • Dalam pengabdian membela kedaulatan negara, Prajurit Pusdikpal Kodiklat Angkatan Darat ditugaskan di berbagai medan operasi.  Duta-duta ini di samping masuk susunan tugas satuan operasi, perkuatan satuan peralatan di daerah, juga diorganisasikan pada satuan bantuan administrasi tingkat pusat.

Pada dimensi lain, Pusdikpal bersama-sama pusdik-pusdik jajaran kodiklat Angkatan Darat lainnya, telah menyumbangkan kontribusi dalam revitalitas Doktrin, Instrumen Pendidikan dan latihan mengacu pada paradigma peran TNI sejalan dengan dinamika perkembangan lingkungan.

Download Logo PUSDIK Peralatan ( PUSDIKPAL) TNI AD Format Vector CDR

Adapun para pejabat  Komandan Pusat Pendidikan Peralatan Kodiklat Angkatan Darat dari tahun 1950 sampai dengan tahun 2004 berturut-turut:
Danpusdik ke 1 Mayor Cpl  S. Goenadi Brotosoewignjo tahun 1950 – 1951, Danpusdik Ke 2 Mayor Cpl  Soeseno tahun 1951  – 1952, Danpusdik ke 3 Letkol Cpl R. Soegiarto Sajid tahun 1952 – 1962, Danpusdik ke 4 Letkol Cpl Marsono tahun 1962 – 1963, Danpusdik Ke 5 Kolonel Cpl R. Soehardjono tahun 1963 – 1970, Danpusdik Ke 6 Kolonel Cpl Ary Gunawan tahun 1970 – 1975, Danpusdik Ke 7 Kolonel Cpl S.H.  Ismoyo tahun 1975 – 1978, Danpusdik Ke 8 Kolonel Cpl Soejono tahun 1978 – 1981, Danpusdik Ke 9 Kolonel Cpl  Soehardjono tahun 1981 – 1983, Danpusdik Ke 10 Kolonel Cpl I. Sulaeman tahun 1983 – 1987, Danpusdik Ke 11 Kolonel Cpl Sukarya tahun 1987 – 1990, Danpusdik Ke 12 Kolonel Cpl Soeroso Wening tahun 1990 – 1992, Danpusdik Ke 13 Kolonel Cpl Soemarno Ms. tahun 1992 – 1995, Danpusdik Ke 14 Kolonel Cpl Heru Gunaedi tahun 1995 – 1997, Danpusdik Ke 15 Kolonel Cpl Muhammad Nasrun tahun 1997 – 1998, Danpusdik Ke 16 Kolonel Cpl Rendro Suwarno, Msc.Tahun 1998  –  2003, Danpusdik Ke 17 Kolonel Cpl A. Firmansyah tahun 2003, Danpusdik Ke 18 Kolonel Cpl Robby L. Tuilan tahun 2003 , Danpusdik ke 19 Kolonel Cpl Fajar Budiyanto, Tahun 2004, Danpusdik ke 20 Kolonel Cpl Syahnan tahun 2006, Danpusdik ke 21 Kolonel Cpl Jajah Subarjah tahun 2008, Danpusdik ke 22 Kolonel Cpl Dwi Atmadja tahun 2010,  Danpusdik ke 23 Kolonel Cpl Sigid Witjaksono tahun 2012, Danpusdik ke 24 Kolonel Cpl Pujiyanto, S.E. tahun 2013, Danpusdik ke 25 Kolonel Cpl Suwarno, S.I.P. tahun 2015 dan Danpusdik ke 26 Kolonel Cpl Subagyo, S.E., M.M. sampai sekarang.
Demikianlah ringkasan sejarah Pusat Pendidikan Peralatan kodiklat Angkatan Darat sejak lahir sampai sekarang.

Logo PUSDIK Perhubungan (PUSDIKHUB) TNI AD

$
0
0
Lambang PUSDIK Perhubungan (PUSDIKHUB) TNI AD
Request Logo By Novi Alim Murdani
CIKAL BAKAL PUSDIKHUB
Organisasi Pusdikhub TNI AD bersumber dari 3 (tiga) organisasi yaitu Depot Lager Verbinding Tropen, pendidikan Batalyon 4 Siliwangi di lembang dan bagian pendidikan pada Inspektorat Perhubungan Angkatan Perang di Ngarso Puro Solo. Peleburan unsur - unsur ketiga organisasi tersebut khususnya Depot Lager Verbinding Tropen yang diserahkan kepada Dinas Pendidikan Angkatan Darat (DPAD) pada tanggal 1 Mei 1950, merupakan cikal bakal organisasi Pusat Pendidikan Perhubungan.
Baca Juga :
Depot Perhubungan Angkatan Darat.
Selanjutnya tanggal 5 Mei 1950, dibentuk Depot Perhubungan Angkatan Darat DPHBAD, yang berfungsi sebagai Lembaga Pendidikan Perhubungan Angkatan Darat sehingga tanggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi Pusat Pendidikan Perhubungan TNI AD. Pendidikan pertama dilakukan pada tanggal 1 September 1950 yaitu Pendidikan Dasar Perhubungan untuk Perwira dan Bintara, dengan tenaga pelatih dari Ex KNIL dan MMB ( Misi Militer Belanda). Sejak itu disamping Pendidikan yang bersifat teknis dari MMB, mulai diajarkan / ditanamkan landasan jiwa keprajuritan TNI seperti yang diamanatkan oleh Jendral Soedirman. Pada tanggal 10 Nopember 1957 mulai diberikan Pendidikan berjenjang bagi Perwira dan Bintara yang berasal dari seluruh Wilayah Indonesia.
Sekolah Bintara Corps Perhubungan Angkatan Darat.
Pada tanggal 20 Desember 1952 berdasarkan Ketetapan Direktur Perhubungan Angkatan Darat Nomor : 441 nama DPHBAD diganti menjadi Sekolah Bintara Corps Perhubungan Angkatan Darat (CPHB AD). Sejak itu mulai dilaksanakan pula Pendidikan Sekolah Bawahan di BTC (Beatle Training Center) Surabaya. Sedangkan pendidikan untuk Perwira berada di Lembang namun hal ini belum pernah terlaksana.
Pusat Pendidikan Perhubungan Angkatan Darat (PPHB AD).
Pada tanggal 1 Januari 1953 berdasarkan Skep Kasad Nomor : 93 / KSAD / KPTS / 1952, nama Sekolah Bintara Corps Perhubungan diganti dengan Pusat Pendidikan Perhubungan Angkatan Darat ( PPPHBAD). Pada tanggal 7 Juni 1956 PPPHBAD diserah terimakan oleh Direktur Corps Perhubungan AD kepada Inspektorat Jendral Pendidikan dan Latihan dengan status BP terus menerus.
Resimen Induk Perhubungan.
Pada tanggal 24 Nopember 1959 PPPHBAD diganti menjadi Resimen Induk Perhubungan (Rinhub) dan menggunakan Bagde Mabad. Sejak saat itu dikumandangkan bahwa Rinhub adalah Almamater bagi seluruh warga Hubad. Pada tanggal 8 Pebruari 1960 Sekolah Bawahan di Surabaya diserah terimakan kepada Itjen Pendidikan dan Latihan kemudian pada tanggal 23 Juli 1960 Sekolah Bawahan di Surabaya diganti namanya menjadi Sekolah Tamtama Perhubungan.

Logo Batalyon Infanteri (YONIF) 7/Marinir - Pesawaran Lampung

$
0
0
Lambang Batalyon Infanteri (YONIF) 7/Marinir - Pesawaran Lampung
Request Logo By Novi Alim Murdani
Batalyon Infanteri 7/Marinir disingkat Yonif 7/Marinir adalah sebuah pasukan marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) yang merupakan satuan pelaksana dari Brigade Infanteri 3/Marinir. Satuan ini dibentuk pada 21 Mei 2003. Satuan ini bermarkas di Bhumi Marinir Piabung, 
Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran,Lampung. Batalyon Infanteri 7 mempunyai semboyan Anggaraksa Jaladi Brani yang bermakna pengawal samudra yang berani.

Baca Juga :

Sejarah

Sejak diresmikan pada tahun 2004 Yonif-7 Marinir bermarkas di Bhumi Marinir Cilandak Jakarta Selatan. Pada tanggal 4 Mei 2006 Batalyon Infanteri 7 Marinir (Yonif-7 Mar) bergeser ke Piabung, Lampung. Yonif-7 Mar bergabung dengan induk pasukannya Brigif-3 Marinir yang berada di Padang Cermin, Lampung Selatan. Pergeseran ini dilakukan setelah sarana dan prasarana Kesatrian Marinir Piabung dinilai telah mampu menampung prajurit Yonif-7 Marinir sehingga diharapkan akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Di Bhumi Marinir Piabung Lampung sebelumnya telah diisi oleh Yonif-9 Marinir dan Mako Brigif-3 Marinir. Pada tanggal 27 juli 2004, Yonif-7 Marinir menjalankan tugas ke Aceh dengan keberhasilan di bawah pimpinan komandan batalyon pertama Yonif-7 Mar, Letkol Marinir Bambang Suswantono, walaupun batalyon ini terbilang baru di jajaran TNI pada saat itu.
Selain berprestasi di penugasan Yonif-7 Mar juga bisa berprestasi dibidang olahraga, baik olah raga militer maupun umum. Di bidang olahraga militer yonif-7 pada tahun 2008 adalah juara 1 panca lomba di Brigif 3 Mar. Olahraga umum yang sering berprestasi di Yonif-7 Mar yaitu karate dan bola voli. Di karate Yonif-7 mempunyai atlet handal yang telah berprestasi di daerah maupun nasional, seperti kejuaraan SBY open, Kopasus Open, Marinir Open, Kejurnas Maesa, Kejurnas Lemkari. Di Bali atlet karate Yonif-7 Mar mampu menunjukkan prestasi yang memuaskan dengan menyumbangkan medali emas.
Artikel dikutip dari Wikipedia

Stiker Saya Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas - Free Vector CDR

$
0
0
Stiker Saya Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas - Free Vector CDR
Pelopor dalam kamus bahasa Indonesia adalah yang berjalan terdahulu; perintis jalan; pembuka jalan; pionir;pasukan perintis (yang terdepan); gerak pembaharuan.

Perumpamaan yang mudah, Kalau anda lapar maka anda harus makan. Kalau anda haus maka anda harus minum. Begitu pula kalau ingin selamat maka harus tertib dan disiplin berlalu lintas.

Untuk menjadi Pelopor, tanamkan di hati bahwa saya harus:
  1. Disiplin Pribadi/Sadar
  2. Mempraktekkan/mengoperasionalkan/mem implementasikan
  3. Mengajak/Kepedulian terus-menerus
  4. Menjadi motivasi

Silakan Download   Stiker Saya Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas - Free Vector CDR

Semoga slogan "Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan Keselamatan Sebagai Kebutuhan" menjadi barisan kata penuh makna dan kekuatan, sehingga menimbulkan pelopor-pelopor keselamatan dan BANGGA menyebut dirinya: "SAYA PELOPOR KESELAMATAN BERLALU LINTAS".



Logo Ekspedisi NKRI 2016 Koridor Papua Barat _ Free Download

$
0
0
Alamat Ekspedisi NKRI

Pos Komando Utama Ekspedisi NKRI

Gedung Pramuka Saka Wirakartika Markas Komando Pasukan Khusus
Jln. R.A. Fadillah No. 01 Cijantung
Kel. Baru Kec. Pasar Rebo Kodya Jakarta Timur, Kode Pos 13780. 
Telp / Fax (021) 8407245
E-mail     :  ekspedisi.pabar2016@gmail.com
Website  :  www.ekspedisinkri.com
Twitter    :  @ekspedisinkri


E-mail Pendaftaran  : daftar.ekspedisi@gmail.com
Kaos Ekspedisi NKRI 2016 Koridor Papua Barat
Kaos Ekspedisi NKRI 2016 Koridor Papua Barat _Tampak Belakang
Silakan Download Logo Ekspedisi NKRI 2016 Koridor Papua Barat Format Vector CDR

Logo Skadron Udara (SKADUD) 16 Tempur - Free Vector CDR

$
0
0
Lambang Skadron Udara (SKADUD) 16 Tempur
Request Logo By Novi Alim Murdani
Skadron Udara 16 Tempur disingkat (Skadud 16) Merupakan satuan tempur yang berada di Lanud Roesmin NurjadinPekanbaru. Skadron Udara 16 di resmikana oleh Kepala Staf Angkatan UdaraMarsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada tanggal 3 Desember 2014. Baik personel maupun seluruh sarana prasarana dan fasilitas pendukungnya dipastikan sudah siap dalam mengoperasionalkan pesawat tem

Baca Juga :

Fasilitas

Peresmian pengoperasian Skadron Udara 16 ini ditandai dengan penekanan sirine yang dibarengi dengan terbukanya papan nama dan logo Skadron Udara 16 yang berada di Hanggar dan Shelter Skadron Udara 16 dan dilanjutkan dengan pemotongan pita di depan gerbang Hanggar Skadron Udara 16. Pada kesempatan tersebut Kasau menyampaikankan bahwa, ditempatkannya Skadron Udara 16 dengan alutsista pesawat tempur F-16 ini dinilai sangat tepat, mengingat Riau berada pada posisi yang sangat strategis dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan wilayah udara bagian barat Indonesia. “Salah satu faktor ditempatkannya Skadron Udara 16 di wilayah Riau, karena letaknya yang berada pada posisi yang strategis untuk mengamankan kedaulatan wilayah udara Negara kita,” kata Kasau, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dalam sambutannya.
Dijelaskan, saat ini Skadron Udara 16 diperkuat dengan 5 unit pesawat tempur F-16 dari 24 unit pesawat yang akan datang secara bertahap dari Amerika Serikat. Ke-24 pesawat tempur Multi Role ini akan ditempatkan di Lanud Roesmin Nurjadin sebanyak 16 unit sedangkan 8 unit lainnya akan menambah kekuatan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Magetan. Dengan telah diresmikannya pengoperasian Skadron Udara 16, maka Lanud Roesmin Nurjadin saat ini diperkuat dua Skadron Udara tempur, yakni Skadron Udara 16 dan Skadron Udara 12 yang mengawaki pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan Hawk 100/200.

Hibah F-16 dari Pemerintah Amerika Serikat

Program "Peace Bima Sena II" selain pengadaan 24 pesawat F-16 C/D Blok 52ID, kontrak kerja sama juga meliputi pengadaan spare parts, ground support equoment, training, JMPS (Joint Mission Planning System), RIAIS (Rackmount Improve vionic Intermediate System), AME (Alternate Mission Equipment) dan PMEL (Precesion Measurement Equipment Laboratory). Dari jumlah itu, pesawat ini akan dibagi, 16 unit di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Noerjadin dan 8 unit di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi. Tetapi satu dari 24 Pesawat F-16 Fighting Falcon dari hibah pemerintah Amerika Serikat dan bernomor registrasi TT-1643 yang diterbangkan oleh Letkol Penerbang Firman Dwi Cahyono menggalami insiden kecelakaan, meledak dan terbakar saat akan take off di Lanud Halim Perdanakusuma Saat terbakar, sang pilot berhasil keluar dari pesawat untuk menyelamatkan diri.

Komandan

Danskadron Udara 16 ini, Mayor Pnb Nur Alimi yang dilantik menjadi Komandan Skadron Udara 16 Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin menggantikan Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono. tercatat sebagai Komandan Skadron Udara 16 yang pertama untuk memimpin satuan tempur yang mengoperasionalkan pesawat tempur multi role F-16 Fighting Falcon. Sebelum Letkol (Pnb) Firman Dwi Cahyono dilantik sebagai Danskadron Udara 16, alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1996 ini menjabat Danskadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, Magetan.
  1. Letkol (Pnb) Firman Dwi Cahyono (4 Desember 2014 - 18 Januari 2016)
  2. Letkol (Pnb) Nur Alimi (18 Januari 2016 - Sekarang)
pur F-16 C/D 52 ID, yang memiliki kemampuan mutakhir setara dengan kemampuan avionik pada F-16C/D Block 52.


Artikel dikutip dari Wikipedia

Logo Skadron Udara (SKADUD) 32/Angkut Berat - Malang

$
0
0
Lambang  Skadron Udara (SKADUD) 32/Angkut Berat - Malang
Request Logo By Novi Alim Murdani
Skadron Udara 32/Angkut Berat disingkat (Skadud 32) Adalah Skadron Angkut Berat dibawah kendali Wing Udara 2 dan bermarkas di Lanud Abdul Rachman SalehKabupaten MalangJawa Timur. pada tahap awalnya dilengkapi dengan Pesawat C-130 B Hercules. Skadron Udara 32 Linud Berat dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 50 tanggal 20 Juli 1964, Dengan demikian maka sejak tanggal 11 Juli 1981 TNI AU memliki 2 Skadron Udara Angkut Berat dengan jenis pesawat yang sama. Kalaupun dicari cari perbedaan nya hanyalah pada bentuk fisiknya saja, dimana Skadron Udara 31 dilengkapi dengan jenis C-130H Strech (body) dan Skadron Udara 32 dengan jenis C-130 Standard (body). Dengan bertambahnya kekuatan armada pesawat C-130 Hercules pimpinan AURI menempuh kebijaksanaan untuk membagi armada C-130 menjadi dua Skadron (Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32, yang dikenal dengan “Strategic Deployment”. Agar tidak terlalu repot bila membentuk Skadron Udara baru, pimpinan AURI menempuh kebijaksanaan untuk mengaktifkan kembali Skadron Udara 32 yang pernah dilikuidasi. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI-Angkatan Udara Nomor Kep/21/V/1981 tanggal 20 Mei 1981, pengaktifan kembali Skadron Udara 32, diresmikan oleh KSAU pada tanggal 11 Juli 1981.

Baca Juga :

Tugas Pokok

Tugas Pokok Skadron Udara 32 adalah untuk melaksanakan Operasi Angkutan Udara Strategis, Angkutan Udara Taktis, Operasi Udara Khusus dan Angkutan Udara Militer Tanggal 30 Juni 1982, berdasarkan Radiogram Panglima Kopatdara Nomor; TK/269/1982 dan Instruksi Komandan Wing Operasi 001 Nomor INS/010/VI/1982, Skadron Udara 32 mendapat tambahan kekuatan dua unit pesawat Hercules C-130H Standar.

Sejarah Berdirinya Skadron Udara 32

Kisah cerita berawal dari pembentukan Skadron Udara 32 Linud Berat pada tahun 1965 dengan dasar Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 50 tanggal 20 Juli 1965. Pada waktu itu Skadron Udara 32 merupakan Skadron Angkut Berat dengan kekuatan awal 6 pesawat AN-12B Antonov buatan Russia. Skadron Udara 32 berada di bawah jajaran Komando Operasi, yang berkedudukan di Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung. Selama perjalanannya permasalahan politik bangsa dan negara menyebabkan kesiapan pesawat ini turun cukup drastis sehingga pimpinan AURI harus mengambil langkah likuidasi pada tahun 1974. Sejarah selanjutnya mencatat perjalanan panjang likuidasi serta pengaktifan kembali Skadron Udara 32 yang berkedudukan di Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan diresmikan oleh KSAU pada tanggal 11 Juli 1981 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Kep/21/V/1981 tanggal 20 Mei 1981. Sehingga semenjak saat itulah 11 Juli dijadikan sebagai hari Jadi Skadron Udara 32 yang selalu diperingati sebagai bentuk rasa syukur sekaligus intropeksi diri terhadap segala bentuk feed back pelaksaanaan tugas yang telah diemban.
Dengan dasar semboyan “Swadyayajnana Anuraga Bhakti Nagara” yang mempunyai arti giat berlatih demi kejayaan bangsa dan negara, Skadron ini selanjutnya mendedikasikan seluruh waktu kemampuan dan pengabdiannya untuk misi operasi baik militer maupun misi kemanusiaan dalam sebuah kata-kata singkat yang tertuliskan dalam badge coverall yang setiap hari dipakai oleh seluruh anggota. Any time Any where lebih kearah realita lapangan yang selalu menunjukkan tingkat mobilitas kekuatan udara yang tak lekang oleh waktu. Hampir bisa dipastikan seluruh pergerakan mobility capabilities unsur kekuatan militer tidak pernah terlepas dari kehadiran pesawat Hercules sebagai tulang punggung jembatan udara.

Komandan

Para Perwira TNI Angkatan Udara terpilih yang pernah menjadi pimpinan Skadron Udara 32 sejak terbentuknya adalah :
  1. Letnan Kolonel PNB Susetyo dari tahun 1964 – 1970 (AN-12B)
  2. Letnan Kolonel PNB Mudjono dari tahun 1970 – 1974.
  3. Letnan Kolonel PNB Bambang Sugeng dari tahun 1974 – (Likuidasi)
  4. Letnan Kolonel PNB T.Tarigan Sibero, 1981 – 1983 (C-130) Herky 01
  5. Letnan Kolonel PNB Richard Haryono, 1983 – 1985
  6. Letnan Kolonel PNB Sudiro dari tahun 1985 -1987
  7. Letnan Kolonel PNB Iskak Karmanto dari tahun 1987 – 1989
  8. Letnan Kolonel PNB Gaharudin G. 1989 -1990
  9. Letnan Kolonel PNB Koesmadi dari tahun 1990 – 1992
  10. Letnan Kolonel PNB Amirullah Amin dari tahun 1992 – 1994
  11. Letnan Kolonel PNB Sru Astjarjo Andreas 1994 -1996
  12. Letnan Kolonel PNB Albertus Sulaksono dari tahun 1996 – 1998
  13. Letnan Kolonel PNB Agus Dwi Putranto 1998 – 2000 Herky 24
  14. Letnan Kolonel PNB HM. Tata Endrataka dari Tahun 2000 – 2002
  15. Letnan Kolonel PNB Agung Heru Santoso 2002 – 2004 Herky 50
  16. Letnan Kolonel PNB Sungkono dari tahun 2004 – 2006 Herky 37
  17. Letnan Kolonel PNB Eko Dono I, S.IP. dari tahun 2006 – 2008 Herky 42
  18. Letnan Kolonel PNB Dedy Ghazi Elsyaf, M.Si. 2008 – 2009 Herky 44
  19. Letnan Kolonel PNB Yani Ajat H.S. dari Tahun 2009 – 2010 Herky 47
  20. Letnan Kolonel PNB Wayan Superman dari Tahun 2010 – 2011 Herky 46
  21. Letnan Kolonel PNB M. Arifin dari tahun 2011 – 2012
  22. Letnan Kolonel PNB Hermawan Widhianto, S.E., dari Tahun 2012 - 2013
  23. Letnan Kolonel Pnb Reza Rasyid Sastranegara, S. Sos. dari Tahun 2013 - 2015
  24. Letnan Kolonel Pnb Sugeng Budiono, S. Sos. dari Tahun 2015 - Sekarang

Artikel dikutip dari Wikipedia

Logo Skadron Teknik (SKATEK) 022 - Lanud Abdulrachman Saleh, Malang

$
0
0
Lambang Skadron Teknik (SKATEK) 022
Skadron Teknik 022 disingkat (Skatek 022) adalah unsur pelaksana pemeliharaan pesawat terbang yang berkududukan langsung di bawah Danlanud Abdulrachman Saleh, Malang Skatek bertugas menyelenggarakan pembinaan perneliharaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) beserta komponennya.  Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Skatek 022 menyelenggarakan fungsi‑fungsi sebagai berikut :

Baca Juga :
  1. Menyusun rencana dan program pemeliharaan Alutsista yang menjadi tanggung jawabnya.
  2. Melaksanakan program pemeliharaan Alutsista
  3. Menyelenggarakan pembinaan personel guna mengembangkan kemampuan dalam mendukung kegiatan pemeliharaan Alutsista
  4. Menyusun dan menyiapkan data kebutuhan barang‑barang yang dipergunakan guna mendukung kegiatan pemeliharaan Alutsista.
  5. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan satuan‑satuan pelaksana Lanud lainnya untuk kepentingan pelaksanaan tugas.
  6. Mengajukan saran dan pertimbangan kepada Danlanud, khususnya mengenai hal‑hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
Artikel dikutip dari Wikipedia

Logo Skadron Teknik (SKATEK) 045 Lanud Roesmin Nurjadin (PBR) Pekanbaru

$
0
0
Lambang Skadron Teknik (SKATEK) 045 Lanud  Roesmin Nurjadin (PBR) Pekanbaru
Request Logo By Novi Alim Murdani
Berikut adalah Logo/ Lambang dari Skadron Teknik (SKATEK) 045 Lanud  Roesmin Nurjadin (PBR) Pekanbaru.

Baca Juga :

Silakan download logo Skadron Teknik (SKATEK) 045 Lanud  Roesmin Nurjadin (PBR) Pekanbaru disini
Viewing all 337 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>